Buku ini mencoba memberikan perspektif lain dalam memandang peran aktivisme civil society dalam proses demokrasi. Organisasi dan kelompok kelompok civil society mungkin saja belum bisa sepenuhnya mendorong warga untuk mengoptimalkan prosedur-prosedur dan lembaga demokrasi formal yang sudah terbentuk setelah tumbangnya rezim otoniter Orde Baru. Juga, kelompok civil society bisa saja belum mampu memanfaatkan ruang politik yang tersedia untuk memperjuangkan demokratisasi. Walau demikian, haruskah kontrbusi mereka semata diukur dari intensitas keteribatan mereka dalam jalur formal demokrasi? Lensa gerakan sosial telah menunjukkan kepada kita bahwa sejak masa otoritarian hingga transisi demokrasi, civil societytidak pernah berhenti bergerak dan berinovasi guna memperjuangkan demokratisasi. Seperti yang tampak di dalam buku ini, inovasi-inovasi itu tidak harus 'benrisan' walaupun selalu ‘bersinggungan' dengan kordor-koridor demokrasi formal yang sedang pesat berkembang
Belum ada ulasan.