Identitas formal tentara Indonesia muncul pada masa Revolusi 1945-1950. Banyak unsur yang bergabung menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Salah satu di antaranya Giyugun Sumatera. Sayangnya, peran dan pengalaman mereka yang pernah mengikuti pelatihan militer semasa pendudukan Jepang di Sumatera itu cenderung diabaikan dalam historiografi militer Indonesia. Kajian akademis tentang Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) atau Jawa Boei Giyugun cukup banyak, namun kajian serupa tentang Giyigun Sumatera dalam bentuk biografi kolektif masih amat langka. Giyugun Sumatera, sebagaimana dikatakan Aiko Kurasawa dalam kata pengantar, sesungguhnya adalah saudara kembar PETA. Keduanya dibentuk oleh sebuah keputusan yang sama, tetapi berdiri secara terpisah. Buku ini khusus menganalisis peran yang dimainkan oleh para mantan Giyugun Sumatera dalam perjalanan sejarah Indonesia, utamanya sejarah militer Indonesia. Kajian yang menunjukkan keanekaragaman tradisi dan profesi militer di Indonesia ini juga bisa dipergunakan untuk menelaah peran, kedudukan, dan profesionalisme militer Indonesia sekarang ini.
Belum ada ulasan.