Buku ini meriwayatkan kisah hidup nyata Muhammad Saleh, anak yatim yang ditinggalkan ibunya tidak lama setelah ia lahir, dan kemnudian dittipkan kepada kakak perempuannya. Di usia sepuluh tahun, ia memnutuskan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Berbekal kemauan keras, ketekunan, kejujuran dan hemat - yang merupakan petuah dari ayahandanya - dan setelah melalui jalan terjal, berliku dan penuh perasaian, ia akhirnya menjadi saudagar dan "orang kaya besar" yang mendirikan Handel Maatschappij Pariaman pada awal abad ke-20. Anak bahari ini belajar segala sesuatunya secara otodidak dari pengalaman hidupnya: sebagai penjaga kedai, berjualan ikan asin, menarik pukat, menjadi nakhoda, dan berdagang dengan modal kepercayaan dari induk semangnya, yang semua dilaluinya dengan semangat "berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian."
.
Namun buku ini bukan hanya tentang taktik dan strategi Saleh dalam mengembangkan usahanya - dari berdagang damar hingga memiliki perusahaan logistik besar di zamannya - tetapi juga tentang sejarah sebuah keluarga (family history). Buku ini mengulas dinamika kultural dan historis masyarakat Minangkabau di abad ke-19, sembari merunut asal-usul kedua orang tua Saleh, dan kemudian anak-cucu keturunannya. Banyak di antara mereka yang menjadi orang yang sukses dalam profesi masing-masing, namun bukan dalam dunia bisnis seperti kakek buyut mereka. Hal ini karena dunia terus berubah dan menghadirkan tantangan yang juga berubah. Meski demikian, moral cerita kehidupan Saleh dapat menjadi inspirasi bagi semua anak manusia dari semua generasi.
Belum ada ulasan.